> Green Leaf Blog's: Desember 2011

Jumat, 16 Desember 2011

Bahaya Psikotropika Bagi Sistem Saraf

Psikotropika
Psikotropika merupakan suatu zat atau obat yang dapat berpengaruh pada pikiran dan sistem saraf penggunanya. Psikotropika ini dapat diperoleh secara alamiah ataupun buatan manusia (sintetik) yang sifatnya psikoaktif dan berpengaruh pada susunan saraf pusat sehingga menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.
            Psikotropika dapat menurunkan kinerja otak atau merangsang susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan kelainan perilaku yang disertai dengan timbulnya halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan menyebabkan ketergantungan. Penggunaan psikotropika secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan penggunanya yang pada akhirnya dapat berujung kepada kematian.

1. Obat Stimulan
            Jenis psikotropika yang termasuk obat stimulant dapat memberikan rangsangan kepada syaraf sehingga dapat menimbulkan efek lebih percaya diri. Banyak jenis psikotropika yang termasuk obat stimulan, misalnya kafein, kokain, ganja, dan amfetamin. Zat amfetamin biasanya terdapat pada pil ekstasi.

2. Obat Depresan
            Jenis psikotropika yang termasuk obat depresan dapat memberikan efek, yaitu kerja sistem saraf berkurang, menurunkan kesadaran, dan mengantuk. Jenis zat yang termasuk obat depresan, misalnya alkohol, sedatin atau pil BK, Magadon, Valium, dan Mandrak (MX), Cannabis dan Barbiturat.

3. Obat Halusinogen
            Obat halusinogen merupakan obat yang dapat menimbulkan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Contohnya adalah Licercik Acid Dhietilamide (LSD), psylocibine, micraline dan mariyuana.

Dampak Penggunaan Psikotropika
            Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan zat psikotropika adalah sebagai berikut:
a) Berbagai macam zat narkotika seperti candu, heroin, dan ganja dapat menyebabkan syaraf terganggu dan menimbulkan ketagihan yang pada akhirnya akan berujung kepada kematian.
b) Kokain dapat menimbulkan rasa takut yang berlebihan dan menimbulkan depresi.
c) Morfin menimbulkan rasa ngantuk, gangguan pernapasan, bahagia yang berlebihan (eufhoria), dan kematian.
d) Pil ekstasi menimbulkan rasa lelah dan ketenangan.
e) Barbiturat dapat mengakibatkan mudah tertidur lelap dan dapat menimbulkan kematian.

Orang yang menggunakan zat psikotropika dapat dikenali dengan memperhatikan ciri-ciri fisiknya, yaitu:
a) Badannya lemas dan tidak bertenaga.
b) Mukanya pucat dan tubuhnya kurus.
c) Tubuh menggigil disertai dengan teriakan histeris.
d) Rambut dan giginya rontok.
»»  *Baca Selengkapnya {Read More}*...

Pencegahan dan Pengobatan Ketergantungan Zat Adiktif



Bagaimana cara dan upaya yang harus dilakukan jika sudah mengidap zat adiktif ini ???? Supaya zat-zat aditif ini tidak bersarang ditubuh sobat, cobalah lakukan alternatif cara berikut ini :



1. Rokok
a) Tidak mencoba untuk merokok.
b) Memahami bahaya merokok dengan sering mengikuti seminar atau penyuluhan anti rokok.
c) Mengurangi pergaulan dengan orang yang merokok.

d) Bagi orang yang merokok, sebaiknya sering memeriksakan kesehatannya ke dokter.
e) Bagi orang yang merokok, harus menghormati orang yang tidak merokok, yaitu dengan tidak merokok di sembarang tempat.
f) Bagi orang yang merokok, sebaiknya meminum obat atau jamu yang dapat mengurangi efek racun dalam rokok.
  
2. Minuman Keras
a) Tidak mencoba untuk meminum minuman keras.
b) Menjauhi minuman keras.
c) Mengurangi pergaulan dengan orang yang meminum minuman keras.
d) Bagi orang yang meminum minuman keras, sebaiknya meminum obat atau jamu yang dapat menetralisir dampak minuman keras.
e) Bagi orang yang meminum minuman keras, hendaknya lebih sering memeriksakan kesehatannya ke dokter
f) Bagi orang yang meminum minuman keras, segeralah bertaubat dan memahami bahwa meminum minuman keras itu haram.

    3. Zat Psikotropika
 Beberapa sikap yang dapat dilakukan untuk menjauhi pengaruh negatif zat psikotropika adalah sebagai berikut:
a) Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, salah satunya dengan sering mengikuti dan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan.
b) Menjauhi zat psikotropika dan tidak mencoba untuk mengkonsumsinya.
c) Tidak bergaul dengan pemakai ataupun pengedar zat psikotropika.
d) Sering mengikuti penyuluhan dan seminar tentang narkotika agar dapat membentengi diri dari penyalahgunaan psikotropika.
e) Menyibukkan diri dengan hal-hal yang sifatnya positif.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengobati ketergantungan terhadap zat psikotropika adalah sebagai berikut:
a) Memeriksakan kesehatan tubuh pengguna ke dokter dan mengkonsultasikan upaya untuk menghilangkan racun yang ditimbulkan akibat zat psikotropika.
b) Sikap peduli dan perhatian dari anggota keluarga, teman, dan sahabat dapat memberikan semangat untuk sembuh dari ketergantungan akan zat psikotropika.
c) Melakukan kegiatan-kegiatan positif yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan.
d) Sering mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan.

Kromatografi dapat berfungsi sebagai;
1. Menguji apakah bahan pewarna pada makanan aman untuk di konsumsi.
2. Menguji tinta yang di gunakan pada dokumen seperti surat perjanjian, cek, atau giro asli atau palsu.
3. Menguji urine atlit apakah ada obat terlarang (dopping).
4. Menguji apakah ada penyalahgunaan narkoba pada urine seseorang.
5. Menguji apakah pestisida yang terdapat pada buah-buahan dan sayuran masih dalam batas aman.

»»  *Baca Selengkapnya {Read More}*...

Bahan Kimia Alami dan Buatan yang Terdapat dalam Bahan Makanan

a. Bahan kimia alami dan buatan (sintetik)
Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa

1. Pewarna
a. Alami
b. Sintetik

 2. Penyedap Rasa dan Aroma
    a. Alami
Penyedap rasa alami diperoleh dari berbagai tanaman rempah-rempah, seperti kayu manis, serai, ketumbar, jahe, merica, lada, pala, dan daun salam

    b. Sintetik

3. Pengawet
    a. Alami
Pengawet alami dapat berupa gula dan garam

    b. Sintetik

4. Pemanis
    a. Alami
Pemanis alami disebut sukrosa yang dapat diperoleh dari olahan gula tebu, gula aren, dan gula merah

    b. Sintetik

5. Anti Oksidan
Anti oksidan merupakan suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang mudah teroksidasi. Banyak produk makanan dalam kemasan kaleng yang menggunakan anti oksidan. Beberapa jenis zat anti oksidan yang digunakan dalam pengolahan makanan, di antaranya asam askorbat dan butilhidroksianisol (BHA). Asam askorbat digunakan pada pengolahan daging dan buah kalengan. Sedangkan, butilhidroksianisol (BHA) digunakan untuk kemasan makanan.
»»  *Baca Selengkapnya {Read More}*...

Reaksi Kimia

Ciri-ciri dari Reaksi Kimia, yaitu :
  • Menimbulkan Gas
  • Terjadi perubahan suhu
  • Terjadi perubahan warna 
  • Timbulnya endapan pada reaksi.




Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan Reaksi Kimia adalah :
  • Sifat dari zat tersebut
  • Ukuran pertikel zat
  • Kadar zat yang bereaksi 
  • Suhu zat reaksi
  • Pengadukan

Glosarium 
  • Pereaksi ( Reaktan ) adalah zat-zat yang bereaksi.
  • Hasil reaksi ( produk ) adalah zat baru dihasilkan.
  • Reaksi kimia dituliskan dengan tanda panah sebagai penunjuk arah perubahan atau arah reaksi.
  • Reaksi Endoterm adalah reaksi kimia yang menyerap panas.
  • Reaksi Eksoterm adalah reaksi kimia yang melepaskan panas.

»»  *Baca Selengkapnya {Read More}*...

Kamis, 15 Desember 2011

Pemisahan Campuran




a. Pemisahan Campuran dengan Penyaringan (Filtrasi)
Pemisahan campuran dengan penyaringan di dasarkan pada perbedaan ukuran partikel-partikel zat penyusunnya. Sehingga bila disaring partikelnya yang ukurannya lebih kecil lolos dan partikel yang ukurannya lebih besar akan tertahan pada saringan. Cara  emisahan dengan penyaringan ini dapat dipakai untuk memisahkan padatan yang memiliki ukuran berbeda atau memisahkan padatan dengan cairan


b. Pemisahan Campuran dengan Distilasi (Penyulingan)
Pemisahan campuran dengan distilasi didasarkan pada perbedaan titik didih zat yang bercampur. Cara ini dapat dipakai untuk memisahkan campuran dari dua cairan yang berbeda titik didihnya, misalnya campuran air teh. Semakin jauh titik didihnya maka semakin mudah campuran tersebut dipisahkan


c. Pemisahan Campuran dengan Penguapan (Kristalisasi)
Pemisahan secara kristalisasi di lakukan untuk memisahkan zat padat dari pelarutnya, dengan jalan menguapkan pelarutnya. Zat padat tersebut dalam keadaan lewat jenuh akan menghasilkan kristal. Hal ini dimanfaatkan oleh petani garam dalam mengolah garam dari air laut, yaitu air laut dialirkan ketambak-tambak dan dibiarkan menguap karena pemanasan sinar matahari, sehingga air laut akan semakin pekat dan setelah jenuh akan terbentuk kristal garam.


d. Pemisahan Campuran dengan Sublimasi
Pemisahan campuran kromatografi di dasarkan pada perbedaan kecepatan merambat atau meresap antara partikel yang bercampur pada medium tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari pemisahan dengan kromatografi dapat kita temui pada perembesan air pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak tertentu.




f. Pemisahan campuran dengan ektrasi (penyaringan)
Pemisahan campuran dengan metode ektrasi terjadi atas dasar perbedaan kelarutan zat terlarut di dalam pelarut yang berbeda. Ektrasi sering dilakukan untuk mengambil sari suatu tumbuhan, misalnya menyeduh teh atau kopi dengan air panas, dalam hal ini air panas bertindak sebagai pelarut sedangkan teh dan kopi bertindak sebagai terlarut.



»»  *Baca Selengkapnya {Read More}*...