Pengertian Penyakit
Kanker
Kanker adalah suatu yang merupakan
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang baru (neoplasma) yaitu tidak
normal (hasil mutasi genetis sel), cepat dan tidak terkendali.
Oleh karena itu kanker bukanlah penyakit infeksi yang
terjadi karena kuman, tetapi kanker tumbuh dari sel-sel organ itu sendiri yang
mengalami mutasi genetis. Mutasi genetis tersebut menyebabkan sel tumbuh tidak
normal dan bersifat desruktif yaitu tidak mengikuti hukum-hukum pertumbuhan dan
cenderung mursak.
Perkembangan
Sel Kanker:
Sel-sel kanker akan terus membelah
diri, terlepas dari pengendalian pertumbuhan dan tidak lagi menuruti
hukum-hukum pembiakan. Sel-sel kanker akan teerus berkembang tumbuh menyusup
kejaringan sekitarnya (invasif), lalu membuat anak sebar (metasttasis)
ketempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan sampai akhirnya
menyebabkamm kematian penderitanya.
Jenis-jenis
Kanker.
Telah dikatahui terdapat 120 jenis kanker yang disebut menurut tempat tumbuhnya
atau jaringan yang terserang, tetapi dapat dikelompokkan menjadi 4
kelompok kanker munurut kelompok tempat tumbuhnya yaitu :
- Karsinoma; Kanker yang tumbuh pada sel epitel.
- Sarkoma; Kanker yag tumbuh pada jaringan penunjang tubuh.
- Leukemia; Kanker yang tumbuh pada jaringan yang menghasilkan darah.
- Lymphoma; Kanker yang tumbuh pada jaringan limfe.
Klasifikasi Penyakit Kanker
Perkembangan sel
normal menjadi sel kanker
Pada umumnya, kanker
dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat terjadinya. Sebagai contoh,
kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai kanker usus besar, sedangkan kanker
yang terjadi pada sel basal dari kulit
dirujuk sebagai karsinoma
sel basal. Klasifikasi kanker kemudian dilakukan
pada kategori yang lebih umum, misalnya:[4]
- Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti kulit atau jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada sistem pencernaan atau kelenjar. Contoh meliputi kanker kulit, karsinoma serviks, karsinoma anal, kanker esofageal, karsinoma hepatoselular, kanker laringeal, hipernefroma, kanker lambung, kanker testiskular dan kanker tiroid.
- Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa, pembuluh darah dan jaringan penghantar atau pendukung lainnya.
- Leukemia, merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel darah yang berkembang di dalam sumsum tulang dan memiliki kecenderungan untuk berakumulasi di dalam sirkulasi darah.[5]
- Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan dalam sistem kekebalan tubuh
Patofisiologi Penyakit Kanker
Kanker adalah kelas
penyakit beragam yang sangat berbeda dalam hal penyebab dan biologisnya. Setiap
organisme, bahkan tumbuhan, bisa terkena kanker. Hampir semua kanker yang
dikenal muncul secara bertahap, saat kecacatan bertumpuk di dalam sel kanker
dan sel anak-anaknya (lihat bagian mekanisme
untuk jenis cacat yang umum).
Setiap hal yang
bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika pencegahan dan
perbaikan kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan tetap ada, dan
mungkin diwariskan ke sel anang/(daughter cell). Biasanya, tubuh melakukan
penjagaan terhadap kanker dengan berbagai metoda, seperti apoptosis, molekul pembantu
(beberapa polimerase DNA), penuaan/(senescence),
dan lain-lain. Namun, metoda koreksi-kecatatan ini sering kali gagal, terutama
di dalam lingkungan yang membuat kecatatan lebih mungkin untuk muncul dan
menyebar. Sebagai contohnya, lingkungan tersebut mengandung bahan-bahan yang
merusak, disebut dengan bahan karsinogen, cedera berkala
(fisik, panas, dan lain-lain), atau lingkungan yang membuat sel tidak mungkin
bertahan, seperti hipoksia.
Karena itu, kanker adalah penyakit progresif, dan berbagai kecacatan progresif
ini perlahan berakumulasi hingga sel mulai bertindak berkebalikan dengan fungsi
seharusnya di dalam organisme. Kecacatan sel, sebagai penyebab kanker, biasanya
bisa memperkuat dirinya sendiri (self-amplifying), pada akhirnya akan berlipat
ganda secara eksponensial. Sebagai contohnya :
- Mutasi dalam perlengkapan perbaikan-kecacatan bisa menyebabkan sel dan sel anangnya mengakumulasikan kecacatan dengan lebih cepat.
- Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa mengirimkan sinyal penyebab-kecacatan kepada sel di sekitarnya.
- Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi neoplastik, membuat sel bermigrasi dan dan merusak sel yang lebih sehat.
- Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi kekal (immortal), lihat telomeres, membuat sel rusak bisa membuat sel sehat rusak selamanya.
Pembentukan sel kanker
Kondisi-kondisi
yang dapat menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel kanker adalah
hiperplasia, displasia, dan neoplasia. Hiperplasia adalah keadaan saat sel
normal dalam jaringan bertumbuh dalam jumlah yang berlebihan. Displasia
merupakan kondisi ketika sel berkembang tidak normal dan pada umumnya terlihat
adanya perubahan pada nukleusnya. Pada tahapan ini ukuran nukleus bervariasi,
aktivitas mitosis meningkat, dan tidak ada ciri khas sitoplasma yang berhubungan dengan diferensiasi sel
pada jaringan. Neoplasia merupakan kondisi sel pada jaringan yang sudah
berproliferasi secara tidak normal dan memiliki sifat invasif.[6]
Pertumbuhan
yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang
mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah
sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen
kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan
(diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).
Kelainan
siklus sel, antara lain terjadi saat:
- perpindahan fasa G1 menuju fasa S.[7]
- siklus sel terjadi tanpa disertai dengan aktivasi faktor transkripsi.[8] Pencerap hormon tiroid beta1 (TRbeta1) merupakan faktor transkripsi yang diaktivasi oleh hormon T3 dan berfungsi sebagai supresor tumor dan gangguan gen THRB yang sering ditemukan pada kanker.[9]
- siklus sel terjadi dengan kerusakan DNA yang tidak terpulihkan.[10]
- translokasi posisi kromosom yang sering ditemukan pada kanker sel darah putih seperti leukimia atau limfoma, atau hilangnya sebagian DNA pada domain tertentu pada kromosom.[11] Pada leukimia mielogenus kronis, 95% penderita mengalami translokasi kromosom 9 dan 22, yang disebut kromosom filadelfia.
Karsinogenesis pada manusia adalah sebuah proses berjenjang sebagai
akibat paparan karsinogen yang sering dijumpai dalam lingkungan,
sepanjang hidup, baik melalui konsumsi,[12] maupun infeksi.[13] Terdapat empat jenjang karsinogenesis:
- inisiasi tumor
- promosi tumor
- konversi malignan
- progresi tumor
Bahan Kimia Penyebab Penyakit Kanker
Timbulnya penyakit kanker
paru-paru sangat berkorelasi dengan konsumsi rokok.Source:NIH.
Patogenesis kanker dapat dilacak balik ke mutasi DNA yang
berdampak pada pertumbuhan sel dan metastasis. Zat yang menyebabkan mutasi DNA
dikenal sebagai mutagen, dan mutagen yang menyebabkan kanker disebut dengan karsinogen. Ada beberapa zat khusus yang terkait dengan
jenis kanker tertentu. Rokok tembakau dihubungkan
dengan banyak jenis kanker, dan penyebab dari 90% kanker paru-paru. Keterpaparan secara terus-menerus terhadap
serat asbestos dikaitkan dengan mesothelioma.. Banyak mutagen adalah juga karsinogen. Tetapi, beberapa
mutagen bukanlah karsinogen. Alkohol adalah contoh bahan kimia bersifat
karsinogen yang bukan mutagen.. Bahan kimia seperti ini bisa menyebabkan kanker
dengan menstimulasi tingkat pembelahan sel. Tingkat replikasi yang lebih cepat,
hanya menyisakan sedikit waktu bagi enzim-enzim untuk memperbaiki DNA yang
rusak pada saat replikasi DNA, sehingga meningkatkan
kemungkinan terjadinya mutasi. Riset selama beberapa dekade menunjukkan
keterkaitan antara penggunaan tembakau dan kanker pada paru-paru, laring, kepala,
leher, perut, kandung kemih, ginjal, esofagus, dan pankreas.. Asap tembakau memiliki lebih dari lima
puluh jenis karsinogen yang sudah dikenali termasuk nitrosamines dan hidrokarbon aromatik
polisiklik. Tembakau bertanggung jawab atas satu per tiga dari seluruh
kematian akibat kanker di negara-negara maju, dan sekitar satu per lima di
seluruh dunia.] Tingkat kematian akibat kanker paru-paru di Amerika Serikat mencerminkan pola merokok, dengan kenaikan dalam pola merokok diikuti
dengan peningkatan yang dramatis dalam tingkat kematian akibat kanker
paru-paru. Walaupun begitu, jumlah perokok di seluruh dunia terus meningkat,
sehingga beberapa organisasi menyebutkannya sebagai epidemik tembakau.
Kanker yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang diyakini memiliki jumlah
sebesar 2-20% dari semua kasus
Simtoma klinis Kanker
Secara umum, gejala klinis kanker bisa dibadi
menjadi kelompok :
- Gejala lokal : pembesaran atau pembengkakan yang tidak biasa tumor, pendarahan (hemorrhage), rasa sakit dan/atau tukak lambung/ulceration. Kompresi jaringan sekitar bisa menyebabkan gejala jaundis (kulit dan mata yang menguning).
- Gejala pembesaran kelenjar getah bening (lymph node), batuk, hemoptisis, hepatomegali (pembesaran hati), rasa sakit pada tulang, fraktur pada tulang-tulang yang terpengaruh, dan gejala-gejala neurologis. Walaupun pada kanker tahap lanjut menyebabkan rasa sakit, sering kali itu bukan gejala awalnya.
- Gejala sistemik : berat badan turun, nafsu makan berkurang secara signifikan, kelelahan dan kakeksia(kurus kering), keringat berlebihan pada saat tidur/keringat malam, anemia, fenomena paraneoplastik tertentu yaitu kondisi spesifik yang disebabkan kanker aktif seperti trombosis dan perubahan hormonal. Setiap gejala dalam daftar di atas bisa disebabkan oleh berbagai kondisi (daftar berbagai kondisi itu disebut dengan diagnosis banding). Kanker mungkin adalah penyebab utama atau bukan penyebab utama dari setiap gejala.
- Gejala angiogenesis yang merupakan interaksi antara sel tumor, sel stromal, sel endotelial, fibroblas dan matriks ekstraselular. Pada kanker, terjadi penurunan konsentrasi senyawa penghambat pertumbuhan pembuluh darah baru, seperti trombospondin, angiostatin dan glioma-derived angiogenesis inhibitory factor, dan ekspresi berlebih faktor proangiogenik, seperti vascular endothelial growth factor, yang memungkinkan sel kanker melakukan metastasis.[42] Terapi terhadap tumor pada umumnya selalu melibatkan 2 peran penting, yaitu penggunaan anti-vascular endothelial growth factor monoclonal antibodies untuk mengimbangi overekspresi faktor proangiogenik, dan pemberian senyawa penghambat angiogenesis, seperti endostatin dan angiostatin.
- Gejala migrasi sel tumor, yang ditandai dengan degradasi matriks ekstraselular (ECM), jaringan ikat yang menyangga struktur sel, oleh enzim MMP. Hingga saat ini telah diketahui 26 berkas gen MMP yang berperan dalam kanker, dengan pengecualian yang terjadi antara lain pada hepatocellular carcinoma.
Simtoma paraklinis
Kanker
Ciri
paraklinis umum pada sel tumor maupun kanker adalah produksi asam laktat dan asam piruvat yang tinggi, oksidasi glukosa yang rendah, walaupun tidak selalu disertai simtoma hipoksia, percepatan lintasan glikolisis dan perlambatan laju fosforilasi oksidatif, dan
pergeseran lintasan glikolisis dari anaerobik menjadi aerobik, yang
dikenal sebagai efek Warburg.[45] Sel kanker memiliki kecenderungan untuk
menghasilkan ATP sebagai sumber energi dari
lintasan glikolisis daripada lintasan fosforilasi oksidatif. Faktor transkripsi Ets-1 yang
ditingkatkan oleh sekresi H2O2 oleh mitokondria merupakan salah satu pemegang kendali
pergeseran metabolisme pada sel kanker.[46] Ciri lain adalah rendahnya kadar plasma vitamin C yang ditemukan pada berbagai penderita
kanker, baik dari penderita dengan kebiasaan merokok, maupun tidak.
Perubahan morfologi selular
Jaringan kanker memiliki ciri morfologis yang
sangat khas saat diamati dengan mikroskop. Diantaranya berupa banyaknya jumlah sel
yang mengalami mitosis, variasi jumlah dan ukuran nukleus, variasi ukuran dan bentuk sel, tidak
terdapat fitur selular yang khas, tidak terjadi koordinasi selular yang biasa
nampak pada jaringan normal dan tidak terdapat batas jaringan yang jelas.
Immunohistochemistry dan metode
molekular lain digunakan untuk menemukan ciri morfologis khas pada sel
kanker/tumor, sebagai rujukan diagnosis dan prognosis.
Hahn dan rekan menggunakan ekspresi ektopik dari kombinasi antara telomerase transkriptase balik dengan onkogen h-ras dan antigen T dari virus SV40 untuk menginduksi konversi tumorigenik pada sel fibroblas dan sel epitelial manusia, yang terjadi akibat disrupsi pada lintasan metabolik intraselular. Ciri fenotipe dari sel kanker setelah mengalami transformasi dari sel normal, antara lain:
Transformasi in vitro
- Terjadi perubahan sitologi seperti pada sel kanker in vivo yaitu peningkatan basofil sitoplasmik, peningkatan jumlah dan ukuran nuklei
- Perubahan pada karakteristik perkembangan sel:
a. sulit mati
walaupun telah mengalami diferensiasi berkali-kali
b. tumbuh
berkembang yang tidak terhenti, walaupun telah berdesakan dengan sel di
sekitarnya, sehingga jaringan kanker memiliki kepadatan yang tinggi
c. membutuhkan
serum dan faktor
pertumbuhan lebih sedikit
d. tidak lagi
membutuhkan lapisan antarmuka untuk berkembangbiak, dan dapat tumbuh sebagai
koloni bebas di dalam medium semi-padat.
e. tidak
memiliki kendali atas siklus sel
f. sulit
mengalami apoptosis
- Perubahan pada struktur dan fungsi membran sel, termasuk peningkatan aglutinabilitas karena lektin herbal
- Perubahan pada komposisi antarmuka sel, glikoprotein, proteoglikan, glikolipid dan musin, ekspresi antigen tumorik dan peningkatan penyerapan asam amino, heksos dan nukleosida.
- Tidak terjadi interaksi matriks sel-sel dan sel-ekstraselular, sehingga tidak terjadi penurunan laju diferensiasi
- Sel kanker tidak merespon stimulasi zat yang menginduksi diferensiasi, karena terjadi perubahan komposisi antarmuka sel, termasuk komposisi molekul pencerap zat bersangkutan.
- Perubahan dalam mekanisme transduksi sinyal selular, termasuk pada lintasan yang sangat fundamental, selain lintasan regulasi yang mengendalikan fungsi pencerap faktor pertumbuhan, jenjang fosforilasi dan defosforilasi.
- Kemampuan untuk menginduksi tumor pada model. Kemampuan ini yang menjadi sine qua non yang mendefinisikan kata "ganas" pada transformasi in vitro. Walaupun demikian, sel kanker yang tidak memiliki kemampuan seperti ini, tetap memiliki sifat "tumorigenik" pada model yang lain.
Transformasi in vio
Transformasi pada sel manusia memerlukan akumulasi dari berbagai perubahan genetik yang mengakibatkan ketidak-stabilan genomik, seperti:
- Peningkatan ekspresi protein onkogen sebagai akibat dari translokasi, amplifikasi dan mutasi pada kromosom.
- Tidak terdapat ekspresi protein dari gen "penekan tumor".
- Perubahan pada metilasi DNA.
- Terdapat kelainan transkripsi genetik yang menyebabkan kelebihan produksi zat pendukung pertumbuhan, seperti IGF-2, TGF-α, faktor angiogenesis tumor, PDGF, dan faktor pertumbuhan hematopoietik seperti CSF dan interleukin.
- Tidak terjadi keseimbangan genetis, sehingga proliferasi menjadi semakin tidak terkendali, peningkatan kemungkinan terjadinya metastasis.
- Perubahan pada pola enzim dan peningkatan enzim yang berperan dalam sintesis asam nukleat dan enzim yang bersifat litik, seperti protease, kolagenase dan glikosidase.
- Produksi antigen onkofetal, seperti antigen karsinoembrionik dan hormon plasentis (contoh: gonadotropin korionik), atau isoenzim seperti alkalina fosfatase plasentis.
- Kemampuan untuk menghindari respon antitumor dari inangnya.
Dari berbagai perubahan genetik tersebut,
pada tumor pada manusia, seringkali ditemukan translokasi kromosom yang menghasilkan produk kimerik dengan kemampuan transformasi menjadi sel
tumor/kanker atau mengubah ekspresi onkogen.
Pengobatan
Kanker Konvensional vs Terapi Biologi
Pengobatan kanker pada dasarnya dapat
dikategorikan dalam dua kategori :
1. Pengobatan Umum/Konvensional:
- Pembedahan
- Penyinaran (radioterapi)
- Obat kimia pembunuh sel kanker / sitostatika (khemoterapi)
- Obat meningkatkan daya tahan tubuh (imonoterapi)
- Obat simptomatik seperti analgesik, anti piretik dll.
2. Transplantasi Organ.
Transplatasi organ yang teserang
dilakukan jika organ tersebut memang aspek daya tahan tubuh untuk melawan
kanker dengan menggunakan bahan-bahan alamiah yaitu tumbuh-tumbuhann, binatang
dan mineral, bunga-bungaan.
Dari pokok pengobatan konvensional diatas
dapat disimpulkan bahwa konsep pengobatan kanker tersebut mendasarkan
pada perinsip bahwa penderita harus mengalah karena kanker tidak bisa dilawan.
Pasien harus mengalah dengan menyerahkan sebagian organ utnuk diambil dan
dibuang, atau sebagian organ diradiasi, atau harus menelan racun yang
menghambat pertumbuhan sel baik sel kanker maupun sel normal sehingga pasien
menjadi sakit dan rambut rontok. Dengan mengalah tersebut diharapkan, jika
berhasil pasien dapat dibebaskan dari kanker.
Transpalasi organ pada kanker juga
sangat terbatas karena berbagai persyaratan yag sulit dipenuhi bagi
terselenggaranya transpalasi, antara lain sulitnya memperoleh organ. Sementara
kanker berkembang terus.
Terapi Biologi:
Terapi biologi lebih banyak
memberi harapan karena prinsip pengobatannya adalah memperkuat tubuh melawan
kanker dan melawan melemahkan sel-sel kanker dengan cara meningkatkan daya
tahan tubuh secara prinsip cukup logis karena pemunculan dan perkembangan kanker
terjadi akibat lemahnya daya tahan tubuh terhadap kanker. Melemahkan sel-sel kanker terutama
bermakna menciptakan kondisi tubu atau organ yang tidak disukai kanker
yaitu kondisi yang cukup oksogen, cukup vitamin, serta cukup mineral.
Menghambat pertubuhan kanker dilakukan dengan cara mencegah pertumbuhan
sel yaitu obat alami yang bersifat sitostatika.
Terapi biologi yang paling utama yaitu
dengan tanaman obat. Tanaman obat sudah dikenal lama sebagai obat kanker yang
efektif berdasarkan pengalaman. Saat ini tanaman obat sudah banyak diteliti
secara botano, kimia dan efek farmakologi secara in-vitro, dan bahkan uji pra
klinis maupun uji klinis.
Terapi biologi menggunakan sediaan
hewan dan mineral lebih banyak mengandung efek samping untuk jangka panjang
karena sediaan ini relatif lebih asing bagi tubuh dan sediaan hewan relatif
udah rusak oleh lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca artikel ini. Mohon komentarnya buat perkembangan blog ini untuk selanjutnya.